Karyawan Yanis
Informasi Menarik dan Oke

Ritual Unik di Pulau Lombok

Lombok merupakan salah satu destinasi wisata yang selain memiliki pemandangan yang indah, kuliner Lombok yang lezat dan juga menyimpan berbagai ragam budaya warisan leluhur yang masih terjaga hingga anak cucu. Jika anda mendatangi Pulau Lombok akan anda temukan berbagai upacara adat dan ritual yang di selenggarakan masyarakat asli Lombok.

Meskipun Lombok menjadi tujuan para wisatawan mancanegara yang datang dengan menggunakan layanan Lombok Tour packages dari berbagai latar kebudayaan dan negara namun hal ini tidak menyebabkan hilangnya kebudayaan setempat. Hal ini di buktikan masih nerlmebangnya berbagai upacara adat, bentuk rumah dan perilaku masyarakatnya.


Masyarakat Lombok

penduduk asli di pulau Lombok adalah masyarakat suku sasak yang mendiami berbagai daerah di Pulau Lombok. Sebagian lainnya adalah suku Bali, Jawa dan suku lainnya di Indonesia. Mayoritas Suku sasak menganut agama Islam dengan sebagian kecil lainnya memeluk sekte wetu telu yang dikatakan sebagai sempalan dari agama Islam. 
Meskipun begitu mereka juga tetap mempertahankan budaya nenek moyang meskipun zaman telah berganti. Apalagi aliran wetu telu yang tidak begitu kental dengan ajaran Islamnya, mereka lebih terbuka dengan berbagai produk budaya nenek moyang. Selain itu pengaruh dari peradaban kerajaan hindu yang pernah menguasai sebagian Lombok juga ada pada budaya Lombok.

Ritual Unik Masyarakat Lombok

ada beberapa ritual unik dari masyarakat Lombok yang saat ini masih juga dilaksanakan. Sebagian ritual budaya ini hampir menyerupai ritual budaya di tanah Jawa. Ini dia ritual unik di pulau Lombok.

1. Peresean

Peresean adalah pertarungan antara dua orang yang menggunakan tongkat rotan (penjalin) dan berperisai kulit kerbau yang tebal dan keras. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat suku Sasak, Lombok, untuk melatih ketangkasan suku Sasak dalam mengusir para penjajah. Karena pada masa itu penjajahan juga menimpa Suku Sasak di Lombok.

Selain itu ritual ini sebagai upacara memohon hujan bagi suku Sasak di musim kemarau. Peresean termasuk dalam seni tari daerah Lombok. Petarung dalam Peresean biasanya disebut pepadu dan wasit disebut pakembar. Saat ini ritual perang ini Peresean digelar untuk menyambut tamu atau wisatawan yang berkunjung ke Lombok sehingga tidak ada kaitannya dengan suasana perang.

Ritual pertarungan ini cukup unik. Para pepadu atau orang yang akan bertarung tidak diperkenankan memukul pada bagian bawah tubuh seperti kaki. Yang diperbolehkan adalah memukul pada bagian badan dan kepala. Siapa saja yang mengeluarkan darah maka dianggap kalah. Selain itu para pepadu tidak disiapkan sebelumnya tetapi mereka diambil dari kalangan penonton.

2. Roah Segara

Roah Segara merupakan ritual adat di Lombok yang serupa dengan sedekah laut yang dilaksanakan oleh beberapa masyarakat di Indonesia. Sedekah laut tersebut sebagai bentuk rasa syukur krpada Allah akan hasil laut yang melimpah. Roah Segara di laksanakan oleh masyarakat di sepanjang pantai Kuranji di Lombok yang mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai nelayan.

Ritual ini dimulai dengan pembacaan kitab Barxanji, selakaran dan juga membaca doa untuk sesajen yang nantinya akan di larung ke tengah laut. Setelah upacara selesai masyarakat yang memiliki mata pencaharian sebagai nelayan dilarang untuk melaut selama tiga hari setelah upacara. Baru setelah laut memulihkan keadaan maka nelayan baru boleh melaut.

3. Bersinan

Bersinan adalah ritual mandi sebelum masuk ke bulan Ramadhan di tiap tahunnya. Jika di sebagian masyarakat Indonesia menyebutnya dengan istilah padusan maka di Lombok disebut dengan Bersinan atau Tampahan. Mereka meyakini seblum memasuki bulan ramadhan mereka harus membersihkan diri dahulu baik dari kotoran lahiriah maupun batin.





Berbagai pemandian ramai dikunjungi masyarakat sehari sebelum Ramadhan. Mereka akan mengunjungi pantai terkenal di Lombok, sendang, air terjun, sungai dan sebagainya untuk melaksanankan bersinan. Tetapi ada dari sebagian masyarakat lainnya memilih mandi dirumah saja. Tidak ada ritual khusus pada prosesi mandi ini.
 

4. Rebo Bontong

Di masyarakat Pleret, Jogja pada hari rabu terakhir pada bulan safar dalam kalender hijriyah akan melaksanakan upacara rabu wekasan atau rabu terakhir. Hal ini hampir sama dengan upacaradi Lombok yang mengambil nama Rebo Bontong yang juga memiliki arti rabu terakhir. Mereka melakukan ritual ini dengan tujuan membersihkan diri. Konon pada bulan safar rabu terakhir banyak sekali wabah penyakit atau bencana yang tersebar sehingga masyarakat harus melakukan ritual tertentu agar terhindar dari bahaya.

Itulah ulasan mengenai ritual unik di Pulau Lombok. Jangan lupa membaca artikel dari kami lainnya tentang pantai indrayanti Gunungkidul di Jogja. Terima kasih.
This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free